Photobucket

pelepasan tahun 2012
posted on Wednesday, September 19, 2012 at 4:22 PM | 0 cmnt/s

Selamaaattttttt yaa buat kaka pelepasan tahun 2012, semoga gak lupa nih sama almamaternya, sukses teruss dan selalu semangatt yaa ka karna ini bukan akhir dari segalanya tapi ini awal perjuangan yang sesungguhnya kaaa...dan selalu jaga kekompakan walaupun kalian undah mencar mencar satu sama lain tapi persahabatan harus tetap di jagaa :)
mohon do'a nya juga yaa ka buat anak semester 5 yang sekarangg semoga bisa nyusul kaka-kaka dapat gelar Amd.TW :)

Buah dan Sayur Berwarna Hijau dan Orange Efektif Mencegah Kanker
posted on Wednesday, September 12, 2012 at 2:17 AM | 0 cmnt/s


Penyakit kanker selama ini menjadi momok bagi masyarakat dan menjadi salah satu penyebab tertinggi kematian di Indonesia, yang ternyata dipicu juga oleh pola makan yang tidak seimbang ataupun pencemaran makanan.
Namun, menurut Dr. Ir. Francisca Zakaria, MSc, peneliti dan pengajar di Fakulas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB) di Bogor, Kamis (23/3), kanker sebenarnya bisa dicegah, dan hal ini dilakukan dengan memperbaiki konsumsi makanan.
"Diantaranya adalah sayur dan buah yang berwana hijau seperti brokoli, paria dan cincau hijau yang mengandung khlorofil. Selain itu, juga wortel, tomat jeruk dan makanan lain yang berwarna oranye yang kaya akan karoten juga sangat membantu pencegahan kanker," katanya.
Paparan Francisca Zakaria tersebut pernah disampaikan pula dalam seminar bertema "Pemahaman, Pencegahan dan Penanggulanan Kanker Pada Wanita" di Auditorium Rektorat IPB Kampus Darmaga.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kanker merupakan penyakit tidak menular yang berawal dari perubahan materi genetika, atau DNA, yang ada pada sel normal dan menghasilkan sel yag tidak sama lagi dengan induknya.
"Inilah yang disebut mutasi gen dan 15 persen diantaranya terjadi karena keturunan, sedangkan sisanya disebabkan faktor luar tubuh seperti virus, infeksi berkelanjutan, polusi udara, radiasi, dan bahan kimia asing pada makanan," katanya.
Ia mengatakan, sel yang gennya telah termutasi ini, bila sempat hidup terus maka akan menjadi cikal bakal dari tumor atau kanker, karena bila ia sempat meneruskan hidupnya dan membelah diri untuk tumbuh maka akan menjadi jaringan tumor.
"Ini tentunya sangat berbahaya karena dapat menggerogoti tubuh dan menyedot zat-zat gizi sebanyak mungkin dan membuat pembuluh darah sendiri," katanya.
Dengan melihat data bahwa 85 persen kanker disebabkan oleh faktor luar, kata dia, maka kanker sebenarnya bisa dicegah.
Ditegaskannya bahwa hal itu dapat dilakukan dengan memperbaiki konsumsi makanan sehingga diperoleh semua 44 jenis zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh secara cukup dan tersedia setiap saat.
Ia mengingatkan bahwa pada dasarnya tubuh manusia mempunyai sistem imun yang ajaib yang dapat memberantas segala macam mikroorganisme termasuk virus dan juga membunuh sel kanker.
Oleh karena itu, kata dia, sistem imun ini membutuhkan zat gizi yang cukup sehingga dapat menjadi "Natural Killer" (pembunuh alami) pada sel yang termutasi dan terinfeksi virus.
Salah satu yang dapat merangsang keaktifan sistem imun ini diantaranya adalah jahe dan beberapa jenis jamur.
Cara lainnya adalah mencegah masuknya senyawa-senyawa karsinogenik dengan menghindari makanan yang mengandung residu pestisida, logam-logam berat, bahan-bahan kimia yang ada di makanan, obat-obatan yang berlebihan, debu, senyawa buangan dari industri dan kendaran, serta asap rokok.
Selain itu, juga dengan memperbaiki sistem detoksifikasi tubuh dan juga dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan seperti karotenoid, vitamin A, C, E, senyawa "flavonoid", "isoflavon", "terpenoid", "isotionoid", "khlorofil", dan "fenol" sederhana yang dapat menjadi tameng pencegahan.
Menurut dia, makanan-makanan yang mengandung zat-zat tersebut ternyata tidaklah sulit untuk menemukan dan mengkonsumsinya karena banyak bahan-bahan makanan tersebut yang biasa ditemui sehari-hari, yakni sayur dan buah yang berwana hijau serta oranye tersebut.
Ia menyarankan agar konsumsi sayur dan buah-buahan sedikitnya mencapai 400-800 gram perhari untuk mendapatkan zat antioksidannya.
Untuk sat gizi dan protein sebaiknya diperoleh melalui ikan, daging putih, telur, susu, telur dan kacang-kacangan. Sedangkan untuk karbohidrat, konsumsi yang dinjurkan adala beras jagung, terigu dari gandum utuh, singkong, ubi jalar, talas, ataupun pisang.
Khusus untuk konsumsi lemak, ia mengingatkan agar menggunakan lemak nabati yang kaya akan linoleat, dan asam oleat yang banyak terdapat di jagung, kedele, serta alpukat.

Kiat Mengurangi Sisa Pestisida dalam Bahan Pangan
posted on at 2:12 AM | 0 cmnt/s

Penggunaan pestisida dan bahan kimia lain dalam pertanian secara terus-menerus menimbulkan kekhawatiran akan kontaminasi bahan pangan dengan zat kimia yang berbahaya bagi manusia itu. Bahaya pestisida bagi manusia antara lain memicu kanker dan mengganggu sistem hormon.

Penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Program Lingkungan PBB memprediksi, 3 juta orang yang bekerja di sektor pertanian di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, terkena racun pestisida.

Sementara itu, bahan makanan yang kita konsumsi setiap hari masih mengandung residu pestisida cukup tinggi.  Menurut penelitian departemen pertanian AS, residu tersebut ditemukan dalam 99 persen dari pangan non-organik pada sampel susu dan 100 persen dari sampel mentega. Hampir 70 persen dari semua gandum-terigu terdeteksi mengandung pestisida.

"Kuat dugaan bahwa paparan zat berbahaya ini ada disetiap makanan atau minuman non-organik ," kata Warren Porter, ahli ilmu hewan dan toksikologi lingkungan di University of Wisconsin.

Menurut Porter, pestisida merupakan senyawa molekuler yang dapat menembus dan merusak setiap sel dalam tubuh, termasuk di otak, ovarium, dan testis.

Meskipun produk organik merupakan pilihan yang baik untuk menghindari pestisida, namun kenyataannya harga produk yang mahal menjadi hambatan bagi banyak orang. Untuk itu ada beberapa cara yang bisa dilakukan, misalnya dengan mencuci bersih bahan pangan sebelum dikonsumsi, memilih produk daging atau unggas yang bebas antibiotik.

Setiap tahun, Environmental Working Group, sebuah organisasi kesehatan nirlaba, melansir 15 daftar produk pangan yang mengandung paling sedikit kandungan pestisida, diantaranya bawang, jagung, nanas, alpukat, kubis, kacang polong manis, asparagus, mangga, terong, kiwi, blewah, ubi jalar, jeruk, semangka, dan jamur.

Berikut adalah praktek-praktek makanan sehat yang secara signifikan mengurangi jumlah pestisida yang mungkin Anda dapatkan dari makanan:

1. Mencuci
Cuci dan gosok semua buah-buahan segar dan sayuran di bawah air mengalir untuk menghilangkan bahan kimia, bakteri, dan kotoran. Beberapa pestisida dapat menembus ke dalam daging, namun mencuci tidak dapat menghapus semua residu pestisida.

2. Mengupas
Kupas semua kulit buah dan sayuran lainnya sebelum Anda mengonsumsinya. Buang daun bagian luar selada dan sayuran berdaun lainnya. Ketika memasak daging atau unggas, buanglah bagian lemak atau kulitnya untuk memberikan perlindungan ganda. Cara ini cukup efektif dalam menghilangkan residu pestisida yang mengumpul dilemak, dan mengurangi asupan kolesterol dan lemak jenuh.

3. Variasi
Makanlah berbagai jenis makanan dari berbagai sumber untuk membantu mengurangi kemungkinan paparan pestisida yang tunggal sekaligus mendapatkan campuran nutrisi yang sehat.

posted on Tuesday, September 11, 2012 at 4:02 PM | 0 cmnt/s

alhamdulillah udah masuk semester baruuu.. untuk semester tingkat 1 selamat datang di kampuss akademi terapi wicara yaa semoga betah dan gak ada yang berguguran..untuk semester tingkat 3 belajarr yang rajin karna kalian udah masuk ke mata kuliah dys dys jadi maju terus pantang mundur yaa,, dan untuk semester tingkat 5, semangggaaatttt yang sebentar lagi praktekk, kalian pasti bisaa melewatinya dan harus lulus bareng-bareng yaaa...
hampirr lupa, masih dalam suasana lebar, mau ngucapin "minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin".
     to the top